Urin unta memiliki efek terapeutik pada tubuh manusia,
masih jauh dari kata final. Klaim-klaim khasiat kencing unta yang beredar di
media perlu dipertanyakan, alih-alih mendatangkan efek buruk tertentu.
Pretensi kembali ke masa lampau ini tidak sejalan dengan
semangat zaman. Dalam kasus jamu dan berbagai metode terapi di Indonesia pun,
meski berasal dari budaya turun temurun, tidak semua serta merta dipertahankan
dan dianjurkan.
Sebenarnya diskusi ini bisa enteng saja: mending ngopi
dibanding repot membahas perkara minum kencing unta. Ora enek gawean.
Membayangkan minum saja mungkin sudah tak nyaman.
Dan juga Hadist Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah bersabda
:
إِنَّ فِي أَبْوَالِ الْإِبِلِ وَأَلْبَانِهَا شِفَاءً
لِلذَّرِبَةِ بُطُونُهُمْ
“Sesungguhnya
dalam air kencing unta dan susunya bisa untuk mengobati sakit perut mereka
(rusak pencernaannya)“. (HR. Ahmad,
Thabrani dan Thohawi)
imam
Ahmad, ujarnya mencontohkan, berpendapat air kencing unta itu suci dan halal
diminum. Dalilnya adalah Hadits yang menyebutkan bahwa kotoran dan air kencing
dari hewan yang dagingnya halal dimakan, hukumnya suci.
Sedangkan
Imam Syafii, lanjutnya, berpendapat air kencing unta itu najis dan haram
diminum. Dalilnya umum, yakni karena air kencing manusia najis, maka air
kencing unta juga najis.
Namun begitu, kata Zain,
Imam Syafii membolehkan berobat dengan air yang najis jika dalam keadaan
darurat. “Tidak ada obat lain, maka menjadi boleh,” terang doktor jebolan
Universitas Al-Azhar itu dalam acara diskusi tentang air kencing unta
di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (09/01/2018) gelaran
AQL yang juga disiarkan langsung via streaming.
Walaupun para ulama
berbeda pendapat soal hukum air kencing unta, namun menurutnya ini tidak jadi
masalah.
Riset Ilmiah Dr. Faten Abdel-Rahman Khorshid
Setelah
menghabiskan waktu lebih dari lima tahun penelitian di laboratorium, Dr. Faten
Abdel-Rahman Khorshid, ilmuwan Saudi yang juga staf King Abdul Aziz University
(KAAU) dan Presiden Tissues Culture Unit di Pusat Penelitian Medis King Fahd
itu, menemukan bahwa partikel nano dalam air seni hewan unta dapat melawan sel
kanker dengan baik.
Penelitiannya
diawali dengan eksperimen menggunakan air seni unta, sel kanker yang ada di
organ paru-paru seorang pasien, serta tikus yang disuntikkan sel kanker
leukimia dan air seni unta.
Berbicara kepada Saudi Gaette Dr. Khorshid mengatakan, ia terinspirasi oleh saran pengobatan dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bahwa air seni unta mengandung zat alami yang bisa membasmi sel berbahaya, serta menjaga sel-sel sehat pada pasien pengidap kanker.
Berbicara kepada Saudi Gaette Dr. Khorshid mengatakan, ia terinspirasi oleh saran pengobatan dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bahwa air seni unta mengandung zat alami yang bisa membasmi sel berbahaya, serta menjaga sel-sel sehat pada pasien pengidap kanker.
“Pengobatan
ini bukan sebuah penemuan baru, melainkan diambil dari warisan peninggalan Nabi
kita,” katanya. Dalam sebuah hadits dari Bukhari (2855) dan Muslim (1671)
dikatakan, beberapa orang datang ke Madinah dan jatuh sakit dengan perut yang
membesar. Rasulullah menyuruh untuk mencampur susu unta dengan air seninya,
kemudian diminum. Setelah itu mereka pun sembuh. Perut yang bengkak
mengindikasikan kemungkinan adanya edema, penyakit liver, atau kanker.
Pada Februari 2013 lalu, periset dari Universitas
King Abdulaziz di Jeddah Arab Saudimengklaim
telah mengidentifikasi zat dalam air kencing unta yang dapat menyembuhkan
kanker. Namun, penelitian tahap awal masih menunggu persetujuan dari Otoritas
Makanan dan Obat-obatan Saudi sebelum studi lebih lanjut dapat dilakukan.
Dosen dari Universitas Sana’a di ibukota Yaman telah mengingatkan
orang-orang bahwa air kencing unta buruk bagi sistem pencernaan. Dr. Rida
Al-Wakil, seorang profesor di sebuah sekolah kedokteran di Mesir, mengatakan
kepada surat kabar Alrai di Kuwait bahwa iklan air kencing unta untuk penyakit
hepatitis adalah menyesatkan dan berpotensi berbahaya.
Saat wabah Middle East Respiratory Syndrome (Mers) mencuat pada tahun 2012 lalu di Arab Saudi, hewan unta mendapat sorotan tajam sebagai penyebab utama penularan penyakit mematikan ini.
Saat wabah Middle East Respiratory Syndrome (Mers) mencuat pada tahun 2012 lalu di Arab Saudi, hewan unta mendapat sorotan tajam sebagai penyebab utama penularan penyakit mematikan ini.