Disini saya akan memaparkan tentang
Penyakit Varises. Langsung saja ..
Pernahkah Kalian dapati
tonjolan urat berwarna biru yang timbul berkelok-kelok pada permukaan kulit?
Lazimnya ia muncul di area paha, mata kaki, atau lutut, tapi bisa juga timbul
di daerah lain misalnya wajah, lengan, perut, bahkan kelamin. Tonjolan urat itu
merupakan kelainan pada pembuluh darah vena yang bengkak atau membesar,
disebabkan oleh kerusakan katup dalam vena.
Banyak orang
menyepelekan gejala varises karena dianggap hanya sebatas masalah estetika
tubuh semata. Padahal, di balik penyakit yang terlihat “ringan” ini, ada bom
waktu yang siap meledak. Varises dapat memicu risiko serangan jantung.
Penyebabnya
bermacam-macam. Namun, umumnya terjadi pada individu dengan riwayat berdiri
terlalu lama. Akibatnya pembuluh darah kaki mengalami stres signifikan dan
menyebabkan endapan darah menumpuk kemudian membuat pembuluh vena bengkak.
Orang yang sering memakai sepatu hak tinggi, dalam kehamilan, usia lanjut,
perempuan, faktor keturunan, atau punya berat badan berlebih memiliki risiko
tinggi terkena varises.
Khusus varises pada ibu
hamil, lazimnya dokter tak melakukan banyak tindakan medis. Mereka akan
menunggu hingga 1-2 bulan setelah melahirkan baru kemudian melakukan
pemeriksaan ulang. Sebab varises pada ibu hamil jamaknya hanya bersifat
sementara dan akan sembuh dengan sendirinya.
Penyakit varises secara global
ditemukan pada lebih dari 20 persen individu di atas usia 20 tahun. Pada
beberapa penderita, penyakit ini tidak memiliki gejala sama sekali. Namun
beberapa yang lain mengeluhkan gejala sakit ringan pasca beberapa tahun
tonjolan pertama keluar.
Rasa sakit tersebut meliputi
nyeri/kram di kaki, apalagi setelah berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
Kemudian kulit kering dan gatal-gatal terutama daerah dekat pembuluh darah dan
pergelangan kaki yang membengkak. Perubahan warna, kulit lebih tipis, ulkus
(luka) dan infeksi jaringan lunak (selulitis) dapat terjadi di dekat mata
kaki.
Terakhir, vena menonjol sepanjang
paha, mata kaki, atau lutut. Beberapa gejala berat dan komplikasi varises dapat
berlanjut menjadi borok kaki (ulserasi), pendarahan, dan peradangan kronis
pembuluh darah tungkai (tromboflebitis).
Berhubungan dengan Serangan Jantung
Supaya tidak terkena varises,
sebetulnya Anda dapat melakukan pencegahan, yakni dengan tetap menjaga berat
badan ideal karena salah satu faktor varises terkait obesitas. Hindari
menyilangkan kaki saat duduk sebab membuat aliran darah jadi terganggu. Rutin
berolahraga dan menguatkan otot kaki.
Jika harus berdiri lama pindahkan
beban dari satu kaki ke kaki lainnya setiap beberapa menit. Jangan lupa
merengangkan kaki secara rutin karena dengan banyak gerak otot kaki akan
memompa vena agar aliran ke jantung lancar. Anda juga perlu menghindari
pemakaian celana terlalu ketat dan sepatu hak tinggi, kalau perlu imbangi
dengan memakai stocking. Terakhir
jangan lupa konsumsi makanan tinggi vitamin dan serat karena serat membantu
untuk menurunkan tekanan darah serta kadar kolesterol.
“Saat tidur, letakkan posisi kaki
lebih tinggi dari badan sehingga aliran darah ke jantung lebih cepat,” saran
dr. Achmad.
Namun, jika telanjur
terkena varises, jangan pernah menyepelekan penyakit ini. Apabila
berkelanjutan, varises membutuhkan penanganan medis, karena meningkatkan risiko
serangan jantung. Ia membikin peningkatan rasa sakit, pembengkakan, dan
peradangan pada pembuluh darah.
“Kondisi itu
menyebabkan peredaran darah melambat, aliran darah ke jantung berkurang,
sehingga paru-paru terganggu, memicu sesak nafas, serta gagal jantung.”
Achmad menerangkan bahwa varises termasuk masalah progresif,
artinya ia tidak akan hilang dengan sendirinya. Tak ada krim atau obat-obatan
yang dapat menyembuhkan secara total. Untuk mengobatinya, dokter perlu
melakukan tindakan medis berupa injeksi skleroterapi, mini phlebectomy, atau
laser.
1.
Injeksi skleroterapi dilakukan dengan menyuntikkan cairan
sklerotik (aetoxysclerol) ke dalam vena. Cairan ini akan mengiritasi lapisan
dinding vena dan menyebabkan dinding pembuluh darah lengket satu sama lain.
Dampaknya vena akan menutup permanen dan varises menghilang dalam waktu satu
hingga tiga bulan.
2.
Metode kedua, mini phlebectomy, dilakukan dengan cara membuat
tusukan kecil atau sayatan langsung di atas varises. Setelahnya dilakukan
kompresi dengan memakai stocking guna
mengurangi tekanan pembuluh darah dan kemungkinan bekuan darah terbentuk.
3.
Terakhir, laser endovenous sebagai tindakan yang terbukti
paling efektif dan aman. Cara kerjanya sama seperti injeksi skleroterapi hanya
saja alatnya menggunakan laser.
Itu saja penjelasan tentang mengenai Penyakit Varises. Mohon maaf jika dalam penjelasannya masih ada yang kurang. Semoga penjelasan ini bisa membuat Anda mengetahui tentang Penyakit Varises. Sekian dan Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar